Sabtu, 14 April 2018

ISTIKOMAH

🍁السلام عليكم ورحمة الله وبركاته

🍁بسم الله الر حمن الر حيم

               

🌻 Setiap diri kita menginginkan agar selalu istiqomah di jalan Alloh  apa pun keadaanya. Berbagai cara kita tempuh demi meraih keistiqomahan.

🌻 Namun, Seringkali kita jatuh- bangun dalam menjaga vitalitas keimanan . Terkadang ujian berat kerap kali datang bertubi-tubi sehingga menjadikan keimanan kita lemah dan meluntur. Bertahan dalam keistiqomahan memang merupakan satu hal yang sangat sangat berat dan melelahkan.  Banyak sekali penghalang keistiqomahan, sampai-sampai para ulama mengatakan:

الاسْتِقَامَة لا يُطِيقهَا إِلا الاَكَابِر

“Tidak ada yang bisa benar-benar istiqomah kecuali orang-orang yang berjiwa besar.”

Saudaraku yang dicintai Alloh   …

 🌻 Ada banyak penghalang keistiqomahan seseorang di jalan Alloh   . Diantara penghalang tersebut adalah:

🌻 Meremehkan dosa dan kemaksiatan

[1]. Diantara sebab utama seorang muslim tidak istiqomah adalah karena meremehkan dosa dan kemaksiatan.

🌻 Seringkali orang yang tadinya sholih,rajin shoum dan sholat malam, aktif dalam kajian namun berangsur-angsur menjadi futur.

🌻  Kalau dirunut sebabnya tidak lain dan tidak bukan karena meremehkan dosa dan kemaksiatan.  Berawal dari meremehkan dosa itulah akhirnya menjadi terbiasa. Akibatnya sensitivitas hatinya terhadap dosa menjadi hilang bahkan mati. Ibarat tukang sampah (bukan bermaksud merendahkan-sekedar contoh saja) yang pertama kali merasa risih dan jijik dengan bau busuk. Namun karena setiap hari bergelut dengan bau busuk sehingga banyak diantara mereka tidak perlu lagi masker dan kaos tangan.

🌻 Saudaraku yang dirahmati Alloh  …

🌻 Begitulah ibarat dosa dan kemaksiatan. Ketika seseorang terbiasa meremehkan dosa maka hatinya akan kehilangan sensitivitas. Bahkan pada waktu tertentu dia enjoy menikmati perbuatan dosa dan kemaksiatan tersebut. Naudzubillahi min dzalik.
Boleh jadi suatu dosa kita anggap kecil tapi disisi Alloh   hal tersebut suatu yang besar. Maka jangan sekali-kali meremehkan dosa walaupun kecil.

عَنْ أَنَسٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ إِنَّكُمْ لَتَعْمَلُونَ أَعْمَالًا هِيَ أَدَقُّ فِي أَعْيُنِكُمْ مِنْ الشَّعَرِ إِنْ كُنَّا لَنَعُدُّهَا عَلَى عَهْدِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مِنْ الْمُوبِقَاتِ

🌻 “ Dari Anas  dia berkata: Sunguh kalian melakukan suatu amalan-amalan dimana amalan tersebut dalam pandangan kalian lebih lembut daripada butiran tepung namun di zaman Rosulullah  kami menganggapnya  sebagai suatu dosa besar.(HR. Bukhori)

Dalam hadits yang lain nabi  bersabda:

إِيَّاكُمْ وَمُحَقَّرَاتِ الذُّنُوبِ فَإِنَّمَا مَثَلُ مُحَقَّرَاتِ الذُّنُوبِ كَمَثَلِ قَوْمٍ نَزَلُوا بَطْنَ وَادٍ، فَجَاءَ ذَا بِعُوْدٍ وَجَاءَ ذَا بِعُودٍ، حَتَّى حَمَلُوا مَا انْضَجُّوا بِهِ خُبْزَهُمْ وَإِنَّ مُحَقَّرَاتِ الذُّنُوبِ مَتَى يُؤْخَذْ بِهَا صَاحِبُهَا تُهْلِكْهُ

🌻 “Berhati-hatilah kalian dari dosa-dosa kecil. Karena perumpamaan dosa kecil seperti suatu kaum yang singgah pada suatu lembah lalu datang seorang dengan membawa satu dahan (kayu bakar) dan yang lain (juga) membawa satu dahan hingga mereka telah mengumpulkan sesuatu yang bisa menjadikan roti mereka matang. Dan sesungguhnya dosa-dosa kecil, ketika pelakunya diadzab dengannya maka akan membinasakannya. ” (HR. Ahmad dan Ath-Thobroni dan dishohihkan oleh Syaikh Al-Albani  dalam Shohih Al-Jami’ no. 2686)

🌻 Menyibukkan dengan dunia dan melalaikan akhirat.
Sibuk dengan dunia dan melalaikan akhirat adalah penghalang keistiqomahan seseorang. Bukan berarti seorang muslim tidak butuh dengan dunia. Akan tetapi ketika dunia telah masuk dalam diri seseorang seringkali melenakan dan menghancurkan agamanya. Betapa banyak seseorang ketika miskin dan sakit dia dekat dengan Alloh   . Namun ketika Alloh   membukakan pintu-pintu dunia pada seseorang sedikit sekali yang bisa selamat dari jeratnya. Nabi  bersabda:

فَوَاللَّهِ مَا الْفَقْرَ أَخْشَى عَلَيْكُمْ. وَلَكِنِّى أَخْشَى عَلَيْكُمْ أَنْ تُبْسَطَ الدُّنْيَا عَلَيْكُمْ كَمَا بُسِطَتْ عَلَى مَنْ كَانَ قَبْلَكُمْ فَتَنَافَسُوهَا كَمَا تَنَافَسُوهَا وَتُهْلِكَكُمْ كَمَا أَهْلَكَتْهُمْ

🌻 “ Maka Demi Alloh   tidaklah kemiskinan yang aku takutkan terhadap umatku, Akan tetapi yang aku khawatirkan terhadap kalian adalah ketika dunia telah dilapangkan pada kalian sebagaimana telah dilapangkan atas orang sebelum kalian sehingga kalian saling berlomba sebagaimana orang sebelum kalian berlomba. Dengan demikian akan menghancurkan kalian sebagaimana orang sebelum kalian telah hancur.”(HR.Muslim)

🌻 Lantas bagaimana keadaan ideal yang seharusnya kaum muslimin lakukan di dunia ini? Alloh   telah memberikan jalan agar kita tidak terlena dengan dunia.

🌻 “Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bahagianmu dari (kenikmatan) duniawi dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik, kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di (muka) bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan.(QS. al Qoshos[28]:77)

🌻 Dari ayat tersebut jelas bahwa sebenarnya tidaklah mengapa kita memiliki banyak harta asalkan kita pergunakan untuk proyek akhirat. Begitu juga memiliki harta untuk kepentingan dunia yang menghantarkan kepada akhirat kita.

🌻 Berlebihan di dalam hal yang mubah.
Hal-hal yang mubah pada dasarnya halal untuk kita lakukan. Namun seringkali seseorang berlebihan dalam hal yang mubah sehingga menyeret dia pada hal-hal yang haram. Ketika setan putus asa menjerumuskan manusia dalam kesyirikan,dosa besar,bid’ah dan dosa kecil, maka pintu mubah inilah jalan yang dipergunakan dalam menggelincirkan manusia.

🌻 Agar senantiasa istiqomah hendaknya sebagai seorang muslim selalu ingat dengan sabda nabi  :

مِنْ حُسْنِ إِسْلاَمِ الْمَرْءِ تَرْكُهُ مَا لاَ يَعْنِيْهِ

 “Di antara tanda kebaikan keIslaman seseorang: jika dia meninggalkan hal-hal yang tidak bermanfaat baginya.”(HR.Tirmidzi  no. 2318 )

🌻 Lemahnya jiwa terhadap kebaikan.
Jiwa yang lemah dengan kebaikan akan membuat pemiliknya tidak istiqomah di jalan Alloh  . Setiapkali hawa nafsu,bisikan dan kemalasan datang dia selalu terkalahkan. Sama sekali dia tidak mampu membendung dan melawan arus setan tersebut sehingga terjerumus dalam pelanggaran.

🌻 Namun ketika jiwa seorang muslim kuat dengan kebaikan ia akan menjadi pejuang yang tangguh dan tak tergoyahkan dengan dunia. Alloh   berfirman:

Laki-laki yang tidak dilalaikan oleh perniagaan dan tidak (pula) oleh jual beli dari mengingati Allah, dan (dari) mendirikan sembahyang, dan (dari) membayarkan zakat. mereka takut kepada suatu hari yang (di hari itu) hati dan penglihatan menjadi goncang.(QS. An Nur[34]:37)

🌻 Hilangnya tabir Muroqobatulloh(pengawasan dari Alloh   ).
Ketika seorang kehilangan Muroqobatulloh(pengawasan dari Alloh   )maka keistiqomahannya akan mudah goyah. Merasa di awasi Alloh   merupakan sarana istiqomah yang paling besar. Seseorang yang selalu diawasi Alloh   merasa bahwa setiap gerak-geriknya selalu ditulis dan dimintai pertanggung jawaban. Dengan demikian orang yang merasa diawasi Alloh   perbuatannya akan hati-hati dan selalu menjaga agar tidak terjerusmus kedalam pelanggaran. Bukankah Alloh  berfirman;

🌻 “Tiada suatu ucapanpun yang diucapkannya melainkan ada di dekatnya Malaikat Pengawas yang selalu hadir.”(QS.Qof[50]:18)

2. Salah mimilih lingkungan dan pergaulan

🌻 Banyak sekali seseorang yang tadinya istiqomah di dalam keimanan dan keislaman berangsur luntur disebabkan salah memilih teman dan lingkungan. Teman dan lingkungan memang faktor yang sangat mendukung keistiqomahan seseorang. Nabi  menjelaskan bahwa kebiasaan seseorang bergantung pada temannya. Oleh karena itu jika kita ingin istiqomah maka pilihlah teman yang istiqomah juga. Selain teman, lingkungan sangat berpengaruh kepada keistiqomahan. Oleh karenanya dalam kisah taubat seorang Bani Isroil pembunuh 100 orang salah satu jalan menjaga keistiqomahannya adalah berhijrah dari teman dan lingkungan yang buruk.

🌻 Istiqomahlah Sampai Mati

Saudaraku yang dicintai Alloh

🌻 Tak ada yang lebih memberatkan bagi jiwa seorang muslim setelah beriman kecuali beristiqomah. Ketika nabi menasihati seorang sahabat setelah beriman maka beliau menasihati agar tetap istiqomah.

عَنْ سُفْيَانَ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ الثَّقَفِيِّ – رضي الله عنه – قَالَ: (قُلْتُ يَا رَسُولَ اللَّهِ قُلْ لِي فِي الإِسْلامِ قَوْلاً لا أَسْأَلُ عَنْهُ أَحَدًا بَعْدَكَ، وَفِي حَدِيثِ أَبِي أُسَامَةَ غَيْرَكَ؟ قَالَ: قُلْ آمَنْتُ بِاللَّهِ فَاسْتَقِمْ)

🌻 Dari Sufyan bin Abdullih ats-Tsaqafi, dia berkata; Aku berkata, “Wahai Rasulullah  , katakanlah kepada saya suatu ucapan di dalam Islam yang tidak akan saya tanyakan kepada seorang pun sesudah anda.” Sedangkan dalam penuturan Abu Usamah dengan ungkapan, “orang selain anda”, maka beliau menjawab, “Katakanlah; Aku beriman kepada Allah, kemudian istiqomahlah.” (HR. Muslim dalam Kitab al-Iman, lihat Syarh Nawawi [2/91-92])

Saudaraku yang dirahmati Alloh   …

🌻 Menjaga diri agar senantiasa istiqomah benar-benar perkara yang sangat berat sampai-sampai Ibnu Abbas   mengatakan tatkala menjelaskan firman Allah

فَاسْتَقِمْ كَمَا أُمِرْتَ

“Istiqomahlah engkau sebagaimana yang telah diperintahkan kepadamu.” (QS. Huud[11] : 112)

🌻 Ibnu Abbas   mengatakan, “Tidaklah turun kepada Rasulullah  di dalam keseluruhan al-Qur’an suatu ayat yang lebih berat dan lebih sulit bagi beliau daripada ayat ini.” (lihat Syarh Nawawi [2/92]).

Saudaraku yang dicintai Alloh   ….

🌻 Memang banyak sekali penghalang keistiqomahan kita. Namun jika kita terus menolong agama Alloh  dan berjuang dijala-Nya maka Alloh   pun akan menolong dan meneguhkan kita dalam keistiqomahan. Yang jelas dalam kondisi apapun kita berusaha untuk tetap istiqomah sampai kematian menjemput kita. Maha suci  Alloh  yang berfirman?

🌻 “Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah sebenar-benar takwa kepada-Nya; dan janganlah sekali-kali kamu mati melainkan dalam keadaan beragama Islam.”(QS. Ali Imron:3).

🌻 Semoga bermanfaat 😊
🌻 InsyaAlloh.. Biidznillah 🌺

🌻 SILAHKAN SHERE 😊 🙏

Tidak ada komentar:

Posting Komentar