Senin, 08 Oktober 2018

Visi dan misi bimbingan Islam



Asalahmualaikum warohmatullohi wabarokatuh

Ahklan wasahlan di grup
*BI'AS*
Bimbingan Islam
Semoga Allah SWT melimpahkan curahkan Segala keridoanya kepada kita semua
Aamin  yaa rabbal'aalamin
Mungkin perlu antum ketahui
Bimbingan Islam adalah
Grup bimbingan Islam yang biasa
Mengkaji materi materi tentang islam no politik,non jualan dan mlm



Visi & Misi
 BIMBINGAN ISLAM

Visi :
menjadikan Ikhwan dan Akhwat
Yang taat kepada aturan yang Allah sampaikan dalam firmannya,
al quran,asunah,hadist, dan qiyas

Misi :

1.Menambah wawasan ilmu tentang agama islam secara professional
Dan bersama sama mengingatakan kepada seluruh sesama atau saudara muslim..
2..Membangun kepercayaan masyarakat terhadap kita (bimbingan Islam)
Dengan etitude,etika,bahasa dan beragama.
3.Menjadi bangsa dan bernegara
dan tunduk kepada aturan negara
Yg berlandaskan Pancasila
Dan kunjungi juga Chanel YouTube BI'AS

https://www.youtube.com/channel/UCKB9IvgGoJcsWpi2Elv9ozw

Dan bantu subscrieb
Syukron

Admin


Rabu, 26 September 2018

JAGALAH AKHLAK YANG MULYA JANGAN BERBICARA KOTOR KEPADA SESAMA MANUSIA

Bismillahirrahmanirrahim

السلام عليكم ورحمة اللّه وبركاته

الحمد لله والصلاة والسلام على رسول الله





Al Imam Tirmidzi meriwayatkan dalam Sunannya, dimana Rasulullah shallallahu 'alayhi wa sallam bersabda:

مَا شَيْءٌ أَثْقَلُ فِيْ مِيْزَانِ الْمُؤْمِنِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ مِنْ خُلُقٍ حَسَنٍ وَإِنَّ اللهَ لَيُبْغِضُ الْفَاحِشَ الْبَذِيْءَ


"Sesungguhnya tidak ada sesuatu apapun yang paling berat ditimbangan kebaikan seorang mu'min pada hari kiamat seperti akhlaq yang mulia, dan sungguh-sungguh (benar-benar) Allah benci dengan orang yang lisannya kotor dan kasar."

(Hadits Riwayat At Tirmidzi nomor 2002, hadits ini hasan shahih, lafazh ini milik At Tirmidzi, lihat Silsilatul Ahadits Ash Shahihah no 876)

⇒ Dalam hadits ini kita perhatikan Rasulullah shallallahu 'alayhi wa sallam mengkaitkan antara akhlaq yang mulia dengan lisan yang kotor. Seakan-akan bahwasanya kalau anda ingin menjadi orang yang berakhlaq yang mulia jangan memiliki lisan yang kotor.

Oleh karenanya diantara barometer yang paling kuat untuk menilai seorang itu akhlaqnya mulia atau tidak adalah dengan melihat lisannya, karena lisan itu ungkapan hati.

Sehingga bisa diketahui bagaimana hatinya, kesombongannya atau tawadhu'nya,

Husnuzhan atau su'uzhan semua bisa terlihat dari lisan, terlihat dari ungkapan-ungkapan lisannya yaitu bisa mengambarkan dari isi hatinya.

Maka benar jika demikian, standard atau barometer untuk menilai akhlaq seorang buruk dengan kita lihat lisannya.

Karenanya dalam hadits yang lain dalam Shahih Muslim, Rasulullah shallallahu 'alayhi wa sallam bersabda:

إِنَّ شَرَّ النَّاسِ مَنْزِلَةً عِنْدَ اللَّهِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ مَنْ وَدَعَهُ أَوْ تَرَكَهُ النَّاسُ اتِّقَاءَ فُحْشِهِ


"Sesungguhnya orang yang paling buruk kedudukannya pada hari kiamat disisi Allah adalah orang yang ditinggalkan oleh masyarakat."

(Hadits Riwayat Muslim nomor 2591)

⇒ Ditinggalkan oleh manusia (teman-temanya),  kenapa?

Karena اتِّقَاءَ فُحْشِهِ, takut dengan lisannya yang buruk.

Hadits ini memberi peringatan kepada kita agar kita menjaga lisan kita.

Bahkan tatkala kita menyampaikan kebenaran, menyuarakan yang hak (misalnya):

√ Ingin menyampaikan sunnah Nabi shallallahu 'alayhi wa sallam.
√ Ingin menyampaikan tauhid.

Kita harus menjaga lisan kita.

Jangan sampai kita berkata-kata yang kasar (kotor) sehingga membuat orang lain lari, orang tidak bisa menerima.

Kenapa?

Karena kotornya lisan kita.

Perhatikan!

Dalam satu hadits tatkala datang sekelompok orang-orang Yahudi datang menemui Nabi shallallahu 'alayhi wa sallam, kemudian mereka mengejek Nabi, mereka mendo'akan keburukan kepada Nabi shallallahu 'alayhi wa sallam.

Kata mereka:

 السَّامُ عَلَيك


‌‌_"Asamu'alaik,  Ya Abu Qassim."_

(Kebinasaan atasmu Wahai Abu Qassim)

⇒ Kalau orang mendengar sepintas, seakan-akan mereka berkata, "Assalamu'alaik (keselamatan bagi engkau)," tetapi huruf "lam" nya mereka hilangkan. Sehingga artinya menjadi semoga engkau cepat mati.

Maka Nabi menjawab, "Wa'alaikum (kalian juga)."

Cukup Nabi menjawab do'a keburukan mereka juga.

Ternyata 'aisyah radhiyallahu Ta'ala 'anha tidak kuat (tidak sabar) tatkala mendengar suaminya (Rasulullah shallallahu 'alayhi wa sallam) dicerca oleh orang-orang Yahudi.

Maka 'aisyahpun marah (membalas), 'aisyah berkata:

وعليكم السام، لعنة الله عليكم وغضب الله عليكم إخوة القراد والخنازير


"Wa'alaikumussam laknatullahi alaikum, wa ghadhabullahi'alaikum, Ikhwatalqiradatul walkhanazir"

(Semoga kalian yang cepat mati, laknat Allah bagi kalian, Allah murka bagi kalian, wahai saudara-saudara babi-babi dan monyet-monyet).

Maka 'aisyah ditegur oleh Nabi shallallahu 'alayhi wa sallam, kata Rasulullah shallallahu 'alayhi wa sallam:

يَا عَائِشَةَ لَا تَكُوْنِيْ فَاحِشَةَ


"Wahai 'aisyah jangan engkau menjadi orang yang mulutnya kotor."

(Hadits Riwayat Muslim nomor 2165)

Dalam riwayat lain kata Rasulullah shallallahu 'alayhi wa sallam:

ما كان الرفق في شيء إلا زانه، ولا نُزع الرفق من شيء إلا شانه


"Tidaklah kelembutan diletakkan pada suatu kecuali akan menghiasinya, dan tidaklah diangkat kelembutan tersebut kecuali akan merusaknya."

(Hadits ini diriwayatkan oleh imam  Muslim nomor 2594 dengan lafazh yang berbeda.)

إِنَّ الرِّفْقَ لاَ يَكُونُ فِي شَىْءٍ إِلاَّ زَانَهُ وَلاَ يُنْزَعُ مِنْ شَىْءٍ إِلاَّ شَانَهُ


"Sesungguhnya kasih sayang (kelembutan) itu tidak akan berada pada sesuatu, melainkan ia akan menghiasinya. Sebaliknya, jika kasih sayang (kelembutan) itu dicabut dari sesuatu, melainkan ia akan membuatnya menjadi buruk."

'aisyah, dikatakan oleh  Nabi shallallahu 'alayhi wa sallam:

 لا تكون فاحسه


"Janganlah engkau menjadi orang yang berkata-kata kotor."

Dalam riwayat lain Rasulullah shallallahu 'alayhi wa sallam bersabda:

إِنَّ الله عزّ وجلّ لاَ يُحِبُ الفُحْشَ وَلَا التَفَحُش


"Sesungguhnya Allah 'azza wa jalla tidak suka dengan perbuatan keji dan kata-kata yang kotor (kasar)."

(Hadits Riwayat Ahmad nomor 24735)

Padahal kalau kita perhatikan, bagaimana sikap 'aisyah?

Perkataanya benar, tidak ada yang salah semua perkataannya (dalilnya) ada dalam Al Quran.

⑴ Kata 'aisyah radhiyallahu Ta'ala 'anha (ummul mu'minin), "Laknatullah alaih," benar bahwasanya, "Laknatullah alaikum," bahwasanya  orang Yahudi terlaknat.

Allah yang berfirman:

لُعِنَ الَّذِينَ كَفَرُوا مِنْ بَنِي إِسْرَائِيلَ عَلَى لِسَانِ دَاوُودَ وَعِيسَى ابْنِ مَرْيَمَ ذَلِكَ بِمَا عَصَوْا وَكَانُوا يَعْتَدُونَ


"Telah terlaknat orang-orang kafir dari Bani Israil (Yahudi) dengan lisan Daud dan 'isa putera Maryam. Yang demikian itu, disebabkan mereka durhaka dan selalu melampaui batas."

(QS Al Maidah: 78)

كَانُوا لَا يَتَنَاهَوْنَ عَنْ مُنْكَرٍ فَعَلُوهُ ۚ لَبِئْسَ مَا كَانُوا يَفْعَلُونَ


"Mereka satu sama lain selalu tidak melarang tindakan munkar yang mereka perbuat. Sesungguhnya amat buruklah apa yang selalu mereka perbuat itu."

(QS Al Maidah: 79)

Mereka juga di murkai, kata Allah Subhanahu wa Ta'ala:

 غَيْرِ الْمَغْضُوبِ عَلَيْهِمْ


Bukan dari jalan orang-orang yang di murkai.

Kita minta kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala agar dijauhkan dari jalan orang-orang yang di murkai yang setiap hari kita membaca dalam shalat kita.

⑵ Mereka dilaknat, mereka dimurkai oleh Allah, sekarang mereka juga kata 'aisyah saudaranya babi-babi dan monyet-monyet, dan benar.

Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman tentang nenek moyang orang-orang Yahudi:

 كُونُوا قِرَدَةً خَاسِئِينَ


"Jadilah kalian kera-kera yang hina."

(QS Al Baqarah: 65)

Dalam ayat yang lain Allah berfirman:

قُلْ هَلْ أُنَبِّئُكُمْ بِشَرٍّ مِنْ ذَلِكَ مَثُوبَةً عِنْدَ اللَّهِ مَنْ لَعَنَهُ اللَّهُ وَغَضِبَ عَلَيْهِ وَجَعَلَ مِنْهُمُ الْقِرَدَةَ وَالْخَنَازِير


"Maukah aku kabarkan kepada kalian tentang orang-orang yang kedudukannya lebih buruk disisi Allah?

Mereka adalah orang yang dilaknat oleh Allah dan di murkai oleh Allah, dan diantara mereka ada yang dirubah menjadi babi-babi dan monyet-monyet."

(QS Al Maidah: 60)

⇒ Ternyata perkataan 'aisyah benar, tidak ada salahnya tatkala 'aisyah mencela orang-orang Yahudi.

Bahkan 'aisyah radhiyallahu Ta'ala 'anha mencela karena membela Rasulullah shallallahu 'alayhi wa sallam, membela sumber sunnah, bukan hanya sunnah tetapi membela orangnya.

Siapa sumber sunnah?

Sumber sunnah adalah Rasulullah shallallahu 'alayhi wa sallam.

'aisyah membela Nabi shallallahu 'alayhi wa sallam tapi ternyata salah dan 'aisyah ditegur oleh Nabi shallallahu 'alayhi wa sallam.

Oleh karenanya tatkala kita menyeru kepada tauhid, kepada sunnah, kita membantah orang-orang yang bersalah sampaikan dengan kata-kata yang lembut apalagi kepada orang-orang kafir.

Kepada orang-orang Yahudi saja kita diminta memilih kata-kata yang baik apalagi kepada sesama muslim.

Kalau kita mendebat, kita mendebat dengan cara yang baik.

Kata Allah Subhanahu wa Ta'ala:

وَلَا تُجَادِلُوا أَهْلَ الْكِتَابِ إِلَّا بِالَّتِي هِيَ أَحْسَنُ


"Janganlah kalian mendebat ahlul kitab, kecuali dengan cara yang terbaik."

(QS Al 'Ankabut: 46)

Boleh berdebat dengan ahluk kitab tapi dengan cara yang baik. Bila dengan ahlul kitab saja kita disuruh berdebat dengan cara yang baik,

√ Apalagi dengan berdebat sesama muslim,
√ Apalagi dengan orang yang sama-sama mengucapkan "La ilaha illallah".
√ Apalagi dengan yang sama-sama menginginkan kebaikan.

Maka jaga lisan kita.

⇒ Kalau kita tidak menjaga lisan kita, ingat! dosanya (akibatnya) bahaya, kita akan di murkai oleh Allah (dibenci oleh Allah).

Ingat dalam hadits tadi dalam sunan Tirmidzi, kata Rasulullah shallallahu 'alayhi wa sallam:

وَإِنَّ اللهَ لَيُبْغِضُ الْفَاحِشَ الْبَذِيْءَ


Dan sungguh-sungguh (benar-benar) Allah sangat benci kepada orang yang berkata-kata kasar dan kotor.

Di sini Rasulullah shallallahu 'alayhi wa sallam mendatangkan " انّ " taukid untuk penekanan dan lam taukid, kalau kita artikan dalam bahasa Indonesia "dan".

Meskipun benar isinya tetapi bila kotor dan kasar maka Allah tidak suka. Apalagi bila kata-katanya tidak benar, apalagi apabila tuduhannya tidak benar.

Yang perkataannya benar saja jika disampaikan dengan cara yang kasar dibenci oleh Allah Subhanahu wa Ta'ala.

Maka kalau anda terbiasa dengan perkataan kasar (perkataan kotor),

√ Suka menyindir orang,
√ Suka menjatuhkan hati orang lain,
√ Suka mengejek orang lain

Ya Akhi, jangan-jangan anda kemudian menjadi orang yang sangat dibenci oleh Allah Subhanahu wa Ta'ala.

Kenapa?

Karena Allah benci orang yang seperti ini, orang yang berakhlaq buruk, kalau anda sudah dibenci oleh Allah Subhanahu wa Ta'ala, apa yang bisa anda harapkan?

Dibenci oleh pencipta alam semesta, gara-gara lisan anda yang kotor.

Maka jagalah lisan. Berusahalah berkata-kata yang baik tidak menyinggung perasaan orang lain. Bukan hanya dalam berdakwah, bahkan dalam skala kecil (misalnya) terhadap istri kita, terhadap suami, terhadap anak-anak, jangan terbiasa kata-kata kotor.

Supaya kita bisa berakhlaq mulia, supaya lebih dekat dengan Al habieb Rasulullah shallallahu 'alayhi wa sallam dihari kiamat kelak.


وبالله التوفيق
والسلام عليكم ورحمة اللّه وبركاته


Semoga bermanfaat


Sabtu, 05 Mei 2018

Hukum meng-upload Poto di sosial media





Apa hukum seseorang yang mengupload foto wanita yang tidak menutup aurat maupun yang menutup aurat, dan bukan mahram nya ??

Kita bagi dulu pertanyaannya biar ga campur aduk
1.Hukum mengupload Poto di di SOSMEDE
2.hukum upload Poto yg yg sudah tidak menutup aurat
3.upload poto bareng sama yg bukan muhrimnya
Ok kita bahas PERTAMA

1.Hukum mengapload Poto di di SOSMEDE
Hukumnya wenang  boleh karna ga ada yg melarangnya tanpa terkecuali karna hukum Islam luas dan banyak alasannya kenapa???
2.apa hukum apload Poto wanita  tidak menutup aurat
Jelas haram
Kemarin sudah sempet di bahas dan di singgung masalah ini kenapa haramnya,s sebab musavabnya jika sempet baca.
Tubuh wanita adl kehormatan bagi dirinya yg hrs dijaga & dilindungi dari orang2 yg tdk berhak utk memandangnya. Ibarat berlian & permata yg asli tdk akan dipamerkan kpd sembarang orang, sedangkan yg imitasi akan ditonjolkan kpd semua orang.



Disisi yg lain kultur busana setengah telanjang menjadi tantangan berat bagi kaum mukmin yg senantiasa hrs menjaga pandangannya dari perkara yg diharamkan oleh Allah ta’ala.



Imam Nawawi rahimahullahu didlm kitab Syarh Muslim ketika menjelaskan hadits di atas mengatakan bhw ada beberapa makna kasiyatun ‘ariyatun :



Wanita yg mendapat nikmat Allah, namun enggan bersyukur kpd-Nya.



Wanita yg mengenakan pakaian, namun kosong dari amalan kebaikan & tdk mau mengutamakan akhiratnya serta enggan melakukan ketaatan kpd Allah ta’ala.



Wanita yg menyingkap sebagian anggota tubuhnya, sengaja menampakkan keindahan tubuhnya. Inilah yg dimaksud wanita yg berpakaian tp telanjang.



Wanita yg memakai pakaian tipis shg nampak bagian dlm tubuhnya. Wanita tsb berpakaian, namun sebenarnya telanjang. (Ref : Imam Nawawi, Kitab Syarh Muslim, jilid 9 hal 240).



Memang seluruh amalan ibadah kita kelak akan mendapatkan balasan dari Allah ta’ala tp diantara amalan kebaikan itu ada yg tdk dpt menutupi dosa2 besar salah satunya adl membuka aurat. Kemudian masing2 diantara kita akan ditanya oleh Allah ta’ala atas seluruh amal perbuatan yg tlh dikerjakan selama hidup didunia termasuk peran & tanggung jawab seorang suami selaku pemimpin keluarga. Suami yg soleh akan membimbing & memberikan teladan bagi keluarganya utk menyelamatkan dari azab siksa api neraka, termasuk dlm hal memerintahkan isteri & anak2 wanitanya yg sdh baligh & berakal utk menutup aurat ketika keluar dari rumahnya atau ketika dirumah berhadapan dgn orang2 yg bukan termasuk mahramnya.

Allah Subhana wa ta’ala berfirman,

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا قُوا أَنفُسَكُمْ وَأَهْلِيكُمْ نَارًا وَقُودُهَا النَّاسُ وَالْحِجَارَةُ عَلَيْهَا مَلَائِكَةٌ غِلَاظٌ شِدَادٌ لَّا يَعْصُونَ اللَّهَ مَا أَمَرَهُمْ وَيَفْعَلُونَ مَا يُؤْمَرُونَ


Artinya : “Hai orang-orang yg beriman, peliharalah dirimu & keluargamu dari api neraka yg bahan bakarnya adalah manusia & batu, penjaganya malaikat-malaikat yg kasar, yg keras, yg tidak mendurhakai ( perintah ) Allah terhadap apa yg diperintahkanNya kepada mereka & selalu mengerjakan apa yg diperintahkan.”(QS.At-tahrim:6).




3.upload poto bareng sama yg bukan mahramnya
Pertanyaan adalah
A, berpoto selfikah
B berpoto bareng tmn tmnkah
C berpoto saling silaturahmikah
D Berpoto dengan kawan lamakah
Dll
Yang salah cuman satu berpoto berdua bermesraan sama yg bukan mahramnya lalu di upload ke SOSMEDE dengan bangganya
Hukum Allah itu adil
Buknya hanya yg blm mahram saja yg di larang,bahkan yg sudah mahram pun juga ga boleh bermesraan di depan umum atau di sosial media
Apa lagi jaman now
Berpotolah dan bervidiolah yg sesuei Sariat Islam yang  mengajarkan kebaikan
Banyak cara metode dakwah bisa lewat Vidio atau dengan ketikan atau mungkin punya cara lain biar hidup kita berkah
Rangkuman
Hidup ini adalah sebuah pelajaran yg mana hidup ini penuh dengan liku liku
Godaan rintangan atau bahaya bahaya yg menjemput kita
Jika hidup ini adalah wayang jelas  Allah lah dalangnya
Jika hidup ini adalah bagaikan sinetron lalu Apa yg pantas buat judulnya,
*Apa aku sanggup*
Wamaarsalnaka rohmatan lilalamin
Dan kami sudah mengutus(Muhammad)
Melainkan untuk menjadi Rahmat bagi seluruh alam (Al Anbiya 107)
Barokallohufiik


Dahsyatnya Dosa istri durhaka pada suami

Aslamualikum warohmatullohi wabarokatuh

Semoga antum semua baik baik saya

Islam menempatkan kedudukan suami begitu sangat istimewa bagi seorang istri. Mentaati suami dan selalu berusaha mendapatkan keridhaan-Nya menjadi sebab baginya untuk masuk surga. Sebagaimana sikap kurang ajar, menentang, dan durhaka kepada suami menjadi sebab seorang istri digiring ke neraka. Ini adalah perkara sangat penting sekali untuk diperhatikan para istri dan wanita muslimah.

Maka wajib bagi istri untuk memperhatikan suaminya. Bahwa suami adalah satu pintu besar dari pintu surganya. Mematuhi suami dalam kebaikan adalah jalan menuju surga. Karenanya, janganlah seorang istri kurang jaar, menyombongkan diri dan membangkang terhadap suaminya.

Dari al-Husain bin Mihshan Radhiyallahu 'Anhu, bahwa bibinya mendatangi Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallamuntuk satu keperluan. Setelah selesai, RasulullahShallallahu 'Alaihi Wasallam bersabda kepadanya, “Apakah kamu punya suami?” Ia menjawab, “ya.”

“Dari al-Husain bin Mihshan Radhiyallahu 'Anhu, bahwa bibinya mendatangi Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallamuntuk satu keperluan. Setelah selesai, RasulullahShallallahu 'Alaihi Wasallam bersabda kepadanya, “Apakah kamu punya suami?” Ia menjawab, “ya.” sikapmu terhadapnya?” tanya Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallam.

Ia menjawab, “Aku selalu melayaninya, kecuali apa yang tak kumampu.”

Kemudian beliau bersabda,

انْظُرِي أَيْنَ أَنْتِ مِنْهُ، فَإِنَّهُ جَنَّتُكِ وَنَارُكِ

“Perhaitkan posisimu terhadapnya, karena dia adalah surgamu dan nerakamu.” (HR. Ahmad, Ibnu Majah, dan dishahihkan Syaikh Al-Albani)

Sabda Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallam kepada bibi Al-Husain juga berlaku kepada setiap muslimah. Berlaku bagi setiap istri. Perhatikan kedudukanmu di sisinya. Apakah engkau sesuai keinginannya, sayang kepadanya, melayaninya, menghiburnya saat sulit, menyambut seruannya? Jika demikian maka keridhaannya menjadi sebab istri masuk surga.

Ataukah engkau jauh dari harapannya, sering membuat jengkel dirinya, menentang dan durhaka kepadanya, dan kufur terhadap kebaikannya,? Jika demikian maka kemurkaan dan kemarahan suami menjadi sebab si istri masuk neraka.

Bahkan di hadits lain, shalat seorang wanita tidak akan diterima dan diangkat kepada Allah karena sebab kemurkaan suami terhadapnya.

Dari Abu Umamah Radhiyallahu 'Anhu, RasulullahShallallahu 'Alaihi Wasallam bersabda,

ثلاثة لا تجاوز صلاتهم آذانهم العبد الآبق حتى يرجع وامرأة باتت وزوجها عليها ساخط وإمام قوم وهم له كارهون

“Tiga orang yang shalat mereka tidak melampaui telinga mereka. Yaitu budak yang kabur sampai dia kembali, isteri yang tidur sementara suaminya marah kepadanya, dan pemimpin sebuah kaum dan kaum itu membencinya.” (HR. Al-Tirmidzi dna beliau berkata: hasan gharib. Syaikh Al-Albani menghasankannya di Misykah Al-Mashabih, no. 1122)

Dalam Sunan Ibni Majah dengan isnad hasan, dari Ibnu Abbas, dari Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallam,

ثلاثة لا ترفع صلاتهم فوق رءوسهم شبرا : رجل أم قوما ، وهم له كارهون ، وامرأة باتت وزوجها عليها ساخط ، وأخوان متصارمان

“Tiga orang yang shalat mereka tidak akan terangkat melebihi kepala mereka walau sejengkal saja: seseorang yang mengimami satu kaum semetara mereka membencinya, wanita yang tidur semetara suaminya marah kepadanya, dan dua saudara yang saling memutuskan hubungan.”

Dalam hadits ini, dapat juga dipahami, bahwa tanda diterimanya shalat seorang istri adalah dengan ridha suaminya kepadanya. Bahwa shalat seorang istri akan diangkat kepada Allah Subahanahu wa Ta'ala jika suaminya ridha kepadanya.

Sangat aneh, ada seorang wanita selalu mengenakan pakaian shalat, dekat dengan sajadahnya, dan mushaf berada di tangannya. Namun, ia tak peduli kebutuhan suaminya terhadap dirinya. Ia tidak patuh kepada suaminya. Bahkan menyombongkan diri dan menentang suaminya. Sungguh, shalat dan berbagai ibadah wanita ini sangat sulit diterima Allah Subahanahu wa Ta'ala. Wallahu a’lam.
Semoga bermanfaat
Salam admin

Kamis, 19 April 2018

Apa hukumannya bagi manusia yg punya hutang khodo tapi belum terbayar

Apa hukumannya bagi manusia yg punya hutang khodo tapi belum terbayar

Jawab

Allah membolehkan, bagi orang yang tidak mampu menjalankan puasa, baik karena sakit yang ada harapan sembuh atau safar atau sebab lainnya, untuk tidak berpuasa, dan diganti dengan qadha di luar ramadhan. Allah berfirman,

فَمَنْ كَانَ مِنْكُمْ مَرِيضًا أَوْ عَلَى سَفَرٍ فَعِدَّةٌ مِنْ أَيَّامٍ أُخَرَ

Barangsiapa diantara kamu ada yang sakit atau dalam perjalanan (lalu ia berbuka), maka (wajiblah baginya berpuasa) sebanyak hari yang ditinggalkan itu pada hari-hari yang lain. (QS. Al-Baqarah: 184)

Kemudian, para ulama mewajibkan, bagi orang yang memiliki hutang puasa ramadhan, sementara dia masih mampu melaksanakan puasa, agar melunasinya sebelum datang ramadhan berikutnya. Berdasarkan keterangan A’isyah radhiyallahu ‘anha,

كَانَ يَكُونُ عَلَيَّ الصَّوْمُ مِنْ رَمَضَانَ، فَمَا أَسْتَطِيعُ أَنْ أَقْضِيَ إِلَّا فِي شَعْبَانَ

Dulu saya pernah memiliki utang puasa ramadhan. Namun saya tidak mampu melunasinya kecuali di bulan sya’ban. (HR. Bukhari 1950 & Muslim 1146)

Dalam riwayat muslim terdapat tambahan,

الشُّغْلُ بِرَسُولِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ

‘Karena beliau sibuk melayani Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam.’

A’isyah, istri tercinta Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam selalu siap sedia untuk melayani suaminya, kapanpun suami datang. Sehingga A’isyah tidak ingin hajat suaminya tertunda gara-gara beliau sedang qadha puasa ramadhan. Hingga beliau akhirkan qadhanya, sampai bulan sya’ban, dan itu kesempatan terakhir untuk qadha.

Al-Hafidz Ibnu Hajar mengatakan,

وَيؤْخَذ مِنْ حِرْصهَا عَلَى ذلك في شَعْبَان: أَنَّهُ لا يجُوز تَأْخِير الْقَضَاء حَتَّى يدْخُلَ رَمَضَان آخر

Disimpulkan dari semangatnya A’isyah untuk mengqadha puasa di bulan sya’ban, menunjukkan bahwa tidak boleh mengakhirkan qadha puasa ramadhan, hingga masuk ramadhan berikutnya. (Fathul Bari, 4/191).

Bagaimana jika belum diqadha hingga datang ramadhan berikutnya?

Sebagian ulama memberikan rincian berikut,

Pertama, menunda qadha karena udzur, misalnya kelupaan, sakit, hamil, atau udzur lainnya. Dalam kondisi ini, dia hanya berkewajiban qadha tanpa harus membayar kaffarah. Karena dia menunda di luar kemampuannya.

Imam Ibnu Baz rahimahullah pernah ditanya tentang orang yang sakit selama dua tahun. Sehingga utang ramadhan sebelumnya tidak bisa diqadha hingga masuk ramadhan berikutnya.

Jawaban yang beliau sampaikan,

ليس عليها إطعام إذا كان تأخيرها للقضاء بسبب المرض حتى جاء رمضان آخر ، أما إن كانت أخرت ذلك عن تساهل ، فعليها مع القضاء إطعام مسكين عن كل يوم

Dia tidak wajib membayar kaffarah, jika dia mengakhirkan qadha disebabkan sakitnyam hingga datang ramadhan berikutnya. Namun jika dia mengakhirkan qadha karena menganggap remeh, maka dia wajib qadha dan bayar kaffarah dengan memberi makan orang miskin sejumlah hari utang puasanya.

Sumber:https://biasgrup.blogspot.co.id/?m=1

Kedua, sengaja menunda qadha hingga masuk ramadhan berikutnya, tanpa udzur atau karena meremehkan. Ada 3 hukum untuk kasus ini:

Hukum qadha tidak hilang. Artinya tetap wajib qadha, sekalipun sudah melewati ramadhan berikutnya. Ulama sepakat akan hal ini.Kewajiban bertaubat. Karena orang yang secara sengaja menunda qadha tanpa udzur hingga masuk ramadhan berikutnya, termasuk bentuk menunda kewajiban, dan itu terlarang. Sehingga dia melakukan pelanggaran. Karena itu, dia harus bertaubat.Apakah dia harus membayar kaffarah atas keterlambatan ini?

Bagian ini yang diperselisihkan ulama.

Pendapat pertama, dia wajib membayar kaffarah, ini adalah pendapat mayoritas ulama.

As-Syaukani menjelaskan,

وقوله صلى الله عليه وسلم: “ويطعم كل يوم مسكينًا”: استدل به وبما ورد في معناه مَن قال: بأنها تلزم الفدية من لم يصم ما فات عليه في رمضان حتى حال عليه رمضان آخر، وهم الجمهور، ورُوي عن جماعة من الصحابة؛ منهم: ابن عمر، وابن عباس، وأبو هريرة. وقال الطحاوي عن يحيى بن أكثم قال: وجدته عن ستة من الصحابة، لا أعلم لهم مخالفًا

Sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, “Dia harus membayar fidyah dengan memberi makan orang miskin”, hadis ini dan hadis semisalnya, dijadikan dalil ulama yang berpendapat bahwa wajib membayar fidyah bagi orang yang belum mengqadha ramadhan, hingga masuk ramadhan berikutnya. Dan ini adalah pendapat mayoritas ulama, dan pendapat yang diriwayatkan dari beberapa sahabat, diantaranya Ibnu Umar, Ibnu Abbas, dan Abu Hurairah.

At-Thahawi menyebutkan riwayat dari Yahya bin Akhtsam, yang mengatakan,

وجدته عن ستة من الصحابة، لا أعلم لهم مخالفًا

Aku jumpai pendapat ini dari 6 sahabat, dan aku tidak mengetahui adanya sahabat lain yang mengingkarinya. (Nailul Authar, 4/278)

Pendapat kedua, dia hanya wajib qadha dan tidak wajib kaffarah. Ini pendapat an-Nakhai, Abu Hanifah, dan para ulama hanafiyah. Dalilnya adalah firman Allah,

فَمَنْ كَانَ مِنْكُمْ مَرِيضًا أَوْ عَلَى سَفَرٍ فَعِدَّةٌ مِنْ أَيَّامٍ أُخَرَ

Barangsiapa yang sakit atau dalam perjalanan (lalu ia berbuka), maka (wajiblah baginya berpuasa) sebanyak hari yang ditinggalkan itu pada hari-hari yang lain. (QS. Al-aqarah: 184)

Dalam ayat ini, Allah tidak menyebutkan fidyah sama sekali, dan hanya menyebutkan qadha.

Imam al-Albani pernah ditanya tentang kewajiban kaffarah bagi orang yang menunda qadha hingga datang ramadhan berikutnya. Jawaban beliau,

هناك قول، ولكن ليس هناك حديث مرفوع

Ada yang berpendapat demikian, namun tidak ada hadis marfu’ (sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam) di sana. (al-Mausu’ah al-Fiqhiyah al-Muyassarah, 3/327).
Semoga bermanfaat
Ttd
Admin Bias




Minggu, 15 April 2018

Jika seseorang meninggal dunia, maka terputuslah amalannya kecuali tiga perkara

Bismillah...    
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu , ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
ﺇِﺫَﺍ ﻣَﺎﺕَ ﺍﻟْﺈِﻧْﺴَﺎﻥُ ﺍﻧْﻘَﻄَﻊَ ﻋَﻤَﻠُﻪُ ﺇِﻟَّﺎ ﻣِﻦْ ﺛَﻠَﺎﺛَﺔٍ ﻣِﻦْ ﺻَﺪَﻗَﺔٍ ﺟَﺎﺭِﻳَﺔٍ ﻭَﻋِﻠْﻢٍ ﻳُﻨْﺘَﻔَﻊُ ﺑِﻪِ ﻭَﻭَﻟَﺪٍ ﺻَﺎﻟِﺢٍ ﻳَﺪْﻋُﻮ ﻟَﻪُ


“ Jika seseorang meninggal dunia, maka terputuslah amalannya kecuali tiga perkara (yaitu): sedekah jariyah, ilmu yang dimanfaatkan, atau do’a anak yang sholeh ” (HR. Muslim no. 1631)

👉Sedekah Jariyah

Menurut Imam al-Suyuti (911 H) ada 10 amal yang pahalanya terus menerus mengalir, yaitu: 1) ilmu yang bermanfaat, 2) doa anak sholeh, 3) sedekah jariyah (wakaf), 4) menanam pohon kurma atau pohon-pohon yang buahnya bisa dimanfaatkan, 5) mewakafkan buku, kitab atau Al Qur’an, 6) berjuang dan membela tanah air, 7) membuat sumur, 8) membuat irigasi, 9) membangun tempat penginapan bagi para musafir, 10) membangun tempat ibadah dan belajar.
Itu hanya contoh kecil saja. Tentu saja sedekah jariyah tidak terbatas pada hal yang di atas. Segala hal yang bermanfaat yang bisa dinikmati masyarakat umum seperti membangun jalan, jembatan, website atau TV yang bermanfaat insya Allah pahalanya akan terus mengalir kepada kita selama yang kita bangun itu masih memberikan manfaat.
Menanam pohon mangga atau pohon kurma sehingga buahnya bisa dinikmati atau pun pohon yang rindang seperti pohon Beringin sehingga orang bisa berteduh pun bisa mendapatkan pahala.
Membangun masjid pun pahalanya amat besar dan tetap akan mengalir selama masih ada orang yang memakainya untuk beribadah:
Hadits riwayat Usman bin Affan ra: “�Barang siapa yang membangun sebuah masjid karena mengharapkan keridhaan Allah SWT, maka Allah akan membangun untuknya sebuah rumah di surga. (H.R Bukhari dan Muslim)

👉Ilmu yang Bermanfaat

Ilmu akan bermanfaat jika kita sendiri terlebih dahulu mengamalkannya. Kemudian kita ajarkan ke orang lain. Jika orang yang kita ajarkan itu juga mengamalkan ilmunya, insya Allah kita akan mendapat pahala meski kita telah tiada.
Kita bisa menjadi guru, dosen, atau mendirikan sekolah/pesantren sehingga ilmu yang bermanfaat bisa diajarkan ke orang banyak.
Di zaman sekarang ini kita bisa mengajarkan ilmu ke banyak orang sekaligus. Dengan membuat buku yang bermanfaat, kita dapat membayangkan bagaimana kalau ada 1 juta orang yang membaca buku tersebut dan mengamalkannya.
Dengan membuat website yang berisi ilmu yang bermanfaat misalnya website Islam sehingga puluhan ribu orang bisa membaca dan mengamalkan ilmunya, insya Allah juga akan mendapat pahala. Jika ada orang yang meng-copy- paste tulisan anda, jangan sedih. Justru mereka membantu menyebarkan ilmu anda sehingga jika website anda tutup karena anda tidak membayar sewa domain atau hosting, ilmu anda tetap tersebar dan dinikmati orang lain.
Mendirikan TV Islam atau TV Komunitas yang bisa memberikan ilmu yang bermanfaat pun insya Allah akan mendapat pahala.
Bagaimana jika kita bukan orang yang pintar atau ilmu kita cetek? Jangan sedih. Dengan membantu ulama sehingga ilmunya tersebar, membantu penerbitan buku yang bermanfaat, membantu pembuatan dan pemeliharaan website atau TV Islam juga bisa membuat anda ikut mendapat pahala. Karena Allah menghitung setiap amal yang kita lakukan sekecil apa pun amal itu!
Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. Dan bertakwalah kamu kepada Allah, sesungguhnya Allah amat berat siksa-Nya. [Al Maa-idah 2]
Rasulullah saw. bersabda:
Dari Abu Musa Al Asy’ari ra. dari Nabi Muhammad saw bersabda:
Orang mukmin itu bagi mukmin lainnya seperti bangunan, sebagiannya menguatkan sebagian yang lain. Kemudian Nabi Muhammad menggabungkan jari-jari tangannya. Ketika itu Nabi Muhammad duduk, tiba-tiba datang seorang lelaki meminta bantuan. Nabi hadapkan wajahnya kepada kami dan bersabda: Tolonglah dia, maka kamu akan mendapatkan pahala. Dan Allah menetapkan lewat lisan Nabi-Nya apa yang dikehendaki. Imam Bukhari, Muslim, dan An Nasaí.
Barangsiapa yang menunjukkan kepada kebaikan, maka ia (orang yang menunjukkannya) akan mendapat pahala seperti orang yang melakukannya. [HR Muslim, 3509].Â
Jadi jika kita turut andil dalam menyebarkan ilmu yang bermanfaat, insya Allah, Allah akan melihatnya.

👉Anak Soleh yang Mendoakannya

Jika kita punya anak soleh yang mendoakan kita, insya Allah kita akan mendapat pahala juga karena kita telah berjasa mendidik mereka sehingga jadi anak yang saleh.
Oleh karena itu jika kita diamanahi anak oleh Allah, hendaknya kita didik mereka sebaik mungkin hingga jadi anak yang saleh. Seorang ibu jangan ragu untuk meninggalkan pekerjaannya di kantor agar bisa fokus mendidik anaknya.
Lalu bagaimana jika kita tidak punya anak kandung?
Di situ tidak dijelaskan apakah anak saleh itu anak kandung atau bukan. Jadi jika kita memelihara anak yatim pun kita tetap akan dapat pahala jika mereka jadi anak yang saleh dan mendoakan kita.
Dari Abu Ummah, bahwa Rasulullah SAW bersabda: “Barang siapa yang membelai kepala anak yatim karena Allah SWT, maka baginya kebaikan yang banyak daripada setiap rambut yang diusap. Dan barang siapa yang berbuat baik kepada anak yatim perempuan dan lelaki, maka aku dan dia akan berada di syurga seperti ini, Rasulullah SAW mengisyaratkan merenggangkan antara jari telunjuk dan jari tengahnya. (Hadis riwayat Ahmad)
Dari situ jelas bahwa orang yang memelihara anak yatim dengan penuh kasih sayang insya Allah akan masuk surga. Surganya pun bukan surga tingkat rendah. Tapi surga tingkat tinggi karena berada di dekat Nabi Muhammad SAW laksana jari telunjuk dengan jari tengah.
Paling tidak jika ada anak dari saudara kita atau sepupu kita, santuni mereka. Bantu mereka.
Menyumbang ke keluarga miskin yang ada anaknya pun atau panti asuhan insya Allah bisa mendapatkan pahala.

Semoga bermanfaat

Sabtu, 14 April 2018

ISTIKOMAH

🍁السلام عليكم ورحمة الله وبركاته

🍁بسم الله الر حمن الر حيم

               

🌻 Setiap diri kita menginginkan agar selalu istiqomah di jalan Alloh  apa pun keadaanya. Berbagai cara kita tempuh demi meraih keistiqomahan.

🌻 Namun, Seringkali kita jatuh- bangun dalam menjaga vitalitas keimanan . Terkadang ujian berat kerap kali datang bertubi-tubi sehingga menjadikan keimanan kita lemah dan meluntur. Bertahan dalam keistiqomahan memang merupakan satu hal yang sangat sangat berat dan melelahkan.  Banyak sekali penghalang keistiqomahan, sampai-sampai para ulama mengatakan:

الاسْتِقَامَة لا يُطِيقهَا إِلا الاَكَابِر

“Tidak ada yang bisa benar-benar istiqomah kecuali orang-orang yang berjiwa besar.”

Saudaraku yang dicintai Alloh   …

 🌻 Ada banyak penghalang keistiqomahan seseorang di jalan Alloh   . Diantara penghalang tersebut adalah:

🌻 Meremehkan dosa dan kemaksiatan

[1]. Diantara sebab utama seorang muslim tidak istiqomah adalah karena meremehkan dosa dan kemaksiatan.

🌻 Seringkali orang yang tadinya sholih,rajin shoum dan sholat malam, aktif dalam kajian namun berangsur-angsur menjadi futur.

🌻  Kalau dirunut sebabnya tidak lain dan tidak bukan karena meremehkan dosa dan kemaksiatan.  Berawal dari meremehkan dosa itulah akhirnya menjadi terbiasa. Akibatnya sensitivitas hatinya terhadap dosa menjadi hilang bahkan mati. Ibarat tukang sampah (bukan bermaksud merendahkan-sekedar contoh saja) yang pertama kali merasa risih dan jijik dengan bau busuk. Namun karena setiap hari bergelut dengan bau busuk sehingga banyak diantara mereka tidak perlu lagi masker dan kaos tangan.

🌻 Saudaraku yang dirahmati Alloh  …

🌻 Begitulah ibarat dosa dan kemaksiatan. Ketika seseorang terbiasa meremehkan dosa maka hatinya akan kehilangan sensitivitas. Bahkan pada waktu tertentu dia enjoy menikmati perbuatan dosa dan kemaksiatan tersebut. Naudzubillahi min dzalik.
Boleh jadi suatu dosa kita anggap kecil tapi disisi Alloh   hal tersebut suatu yang besar. Maka jangan sekali-kali meremehkan dosa walaupun kecil.

عَنْ أَنَسٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ إِنَّكُمْ لَتَعْمَلُونَ أَعْمَالًا هِيَ أَدَقُّ فِي أَعْيُنِكُمْ مِنْ الشَّعَرِ إِنْ كُنَّا لَنَعُدُّهَا عَلَى عَهْدِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مِنْ الْمُوبِقَاتِ

🌻 “ Dari Anas  dia berkata: Sunguh kalian melakukan suatu amalan-amalan dimana amalan tersebut dalam pandangan kalian lebih lembut daripada butiran tepung namun di zaman Rosulullah  kami menganggapnya  sebagai suatu dosa besar.(HR. Bukhori)

Dalam hadits yang lain nabi  bersabda:

إِيَّاكُمْ وَمُحَقَّرَاتِ الذُّنُوبِ فَإِنَّمَا مَثَلُ مُحَقَّرَاتِ الذُّنُوبِ كَمَثَلِ قَوْمٍ نَزَلُوا بَطْنَ وَادٍ، فَجَاءَ ذَا بِعُوْدٍ وَجَاءَ ذَا بِعُودٍ، حَتَّى حَمَلُوا مَا انْضَجُّوا بِهِ خُبْزَهُمْ وَإِنَّ مُحَقَّرَاتِ الذُّنُوبِ مَتَى يُؤْخَذْ بِهَا صَاحِبُهَا تُهْلِكْهُ

🌻 “Berhati-hatilah kalian dari dosa-dosa kecil. Karena perumpamaan dosa kecil seperti suatu kaum yang singgah pada suatu lembah lalu datang seorang dengan membawa satu dahan (kayu bakar) dan yang lain (juga) membawa satu dahan hingga mereka telah mengumpulkan sesuatu yang bisa menjadikan roti mereka matang. Dan sesungguhnya dosa-dosa kecil, ketika pelakunya diadzab dengannya maka akan membinasakannya. ” (HR. Ahmad dan Ath-Thobroni dan dishohihkan oleh Syaikh Al-Albani  dalam Shohih Al-Jami’ no. 2686)

🌻 Menyibukkan dengan dunia dan melalaikan akhirat.
Sibuk dengan dunia dan melalaikan akhirat adalah penghalang keistiqomahan seseorang. Bukan berarti seorang muslim tidak butuh dengan dunia. Akan tetapi ketika dunia telah masuk dalam diri seseorang seringkali melenakan dan menghancurkan agamanya. Betapa banyak seseorang ketika miskin dan sakit dia dekat dengan Alloh   . Namun ketika Alloh   membukakan pintu-pintu dunia pada seseorang sedikit sekali yang bisa selamat dari jeratnya. Nabi  bersabda:

فَوَاللَّهِ مَا الْفَقْرَ أَخْشَى عَلَيْكُمْ. وَلَكِنِّى أَخْشَى عَلَيْكُمْ أَنْ تُبْسَطَ الدُّنْيَا عَلَيْكُمْ كَمَا بُسِطَتْ عَلَى مَنْ كَانَ قَبْلَكُمْ فَتَنَافَسُوهَا كَمَا تَنَافَسُوهَا وَتُهْلِكَكُمْ كَمَا أَهْلَكَتْهُمْ

🌻 “ Maka Demi Alloh   tidaklah kemiskinan yang aku takutkan terhadap umatku, Akan tetapi yang aku khawatirkan terhadap kalian adalah ketika dunia telah dilapangkan pada kalian sebagaimana telah dilapangkan atas orang sebelum kalian sehingga kalian saling berlomba sebagaimana orang sebelum kalian berlomba. Dengan demikian akan menghancurkan kalian sebagaimana orang sebelum kalian telah hancur.”(HR.Muslim)

🌻 Lantas bagaimana keadaan ideal yang seharusnya kaum muslimin lakukan di dunia ini? Alloh   telah memberikan jalan agar kita tidak terlena dengan dunia.

🌻 “Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bahagianmu dari (kenikmatan) duniawi dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik, kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di (muka) bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan.(QS. al Qoshos[28]:77)

🌻 Dari ayat tersebut jelas bahwa sebenarnya tidaklah mengapa kita memiliki banyak harta asalkan kita pergunakan untuk proyek akhirat. Begitu juga memiliki harta untuk kepentingan dunia yang menghantarkan kepada akhirat kita.

🌻 Berlebihan di dalam hal yang mubah.
Hal-hal yang mubah pada dasarnya halal untuk kita lakukan. Namun seringkali seseorang berlebihan dalam hal yang mubah sehingga menyeret dia pada hal-hal yang haram. Ketika setan putus asa menjerumuskan manusia dalam kesyirikan,dosa besar,bid’ah dan dosa kecil, maka pintu mubah inilah jalan yang dipergunakan dalam menggelincirkan manusia.

🌻 Agar senantiasa istiqomah hendaknya sebagai seorang muslim selalu ingat dengan sabda nabi  :

مِنْ حُسْنِ إِسْلاَمِ الْمَرْءِ تَرْكُهُ مَا لاَ يَعْنِيْهِ

 “Di antara tanda kebaikan keIslaman seseorang: jika dia meninggalkan hal-hal yang tidak bermanfaat baginya.”(HR.Tirmidzi  no. 2318 )

🌻 Lemahnya jiwa terhadap kebaikan.
Jiwa yang lemah dengan kebaikan akan membuat pemiliknya tidak istiqomah di jalan Alloh  . Setiapkali hawa nafsu,bisikan dan kemalasan datang dia selalu terkalahkan. Sama sekali dia tidak mampu membendung dan melawan arus setan tersebut sehingga terjerumus dalam pelanggaran.

🌻 Namun ketika jiwa seorang muslim kuat dengan kebaikan ia akan menjadi pejuang yang tangguh dan tak tergoyahkan dengan dunia. Alloh   berfirman:

Laki-laki yang tidak dilalaikan oleh perniagaan dan tidak (pula) oleh jual beli dari mengingati Allah, dan (dari) mendirikan sembahyang, dan (dari) membayarkan zakat. mereka takut kepada suatu hari yang (di hari itu) hati dan penglihatan menjadi goncang.(QS. An Nur[34]:37)

🌻 Hilangnya tabir Muroqobatulloh(pengawasan dari Alloh   ).
Ketika seorang kehilangan Muroqobatulloh(pengawasan dari Alloh   )maka keistiqomahannya akan mudah goyah. Merasa di awasi Alloh   merupakan sarana istiqomah yang paling besar. Seseorang yang selalu diawasi Alloh   merasa bahwa setiap gerak-geriknya selalu ditulis dan dimintai pertanggung jawaban. Dengan demikian orang yang merasa diawasi Alloh   perbuatannya akan hati-hati dan selalu menjaga agar tidak terjerusmus kedalam pelanggaran. Bukankah Alloh  berfirman;

🌻 “Tiada suatu ucapanpun yang diucapkannya melainkan ada di dekatnya Malaikat Pengawas yang selalu hadir.”(QS.Qof[50]:18)

2. Salah mimilih lingkungan dan pergaulan

🌻 Banyak sekali seseorang yang tadinya istiqomah di dalam keimanan dan keislaman berangsur luntur disebabkan salah memilih teman dan lingkungan. Teman dan lingkungan memang faktor yang sangat mendukung keistiqomahan seseorang. Nabi  menjelaskan bahwa kebiasaan seseorang bergantung pada temannya. Oleh karena itu jika kita ingin istiqomah maka pilihlah teman yang istiqomah juga. Selain teman, lingkungan sangat berpengaruh kepada keistiqomahan. Oleh karenanya dalam kisah taubat seorang Bani Isroil pembunuh 100 orang salah satu jalan menjaga keistiqomahannya adalah berhijrah dari teman dan lingkungan yang buruk.

🌻 Istiqomahlah Sampai Mati

Saudaraku yang dicintai Alloh

🌻 Tak ada yang lebih memberatkan bagi jiwa seorang muslim setelah beriman kecuali beristiqomah. Ketika nabi menasihati seorang sahabat setelah beriman maka beliau menasihati agar tetap istiqomah.

عَنْ سُفْيَانَ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ الثَّقَفِيِّ – رضي الله عنه – قَالَ: (قُلْتُ يَا رَسُولَ اللَّهِ قُلْ لِي فِي الإِسْلامِ قَوْلاً لا أَسْأَلُ عَنْهُ أَحَدًا بَعْدَكَ، وَفِي حَدِيثِ أَبِي أُسَامَةَ غَيْرَكَ؟ قَالَ: قُلْ آمَنْتُ بِاللَّهِ فَاسْتَقِمْ)

🌻 Dari Sufyan bin Abdullih ats-Tsaqafi, dia berkata; Aku berkata, “Wahai Rasulullah  , katakanlah kepada saya suatu ucapan di dalam Islam yang tidak akan saya tanyakan kepada seorang pun sesudah anda.” Sedangkan dalam penuturan Abu Usamah dengan ungkapan, “orang selain anda”, maka beliau menjawab, “Katakanlah; Aku beriman kepada Allah, kemudian istiqomahlah.” (HR. Muslim dalam Kitab al-Iman, lihat Syarh Nawawi [2/91-92])

Saudaraku yang dirahmati Alloh   …

🌻 Menjaga diri agar senantiasa istiqomah benar-benar perkara yang sangat berat sampai-sampai Ibnu Abbas   mengatakan tatkala menjelaskan firman Allah

فَاسْتَقِمْ كَمَا أُمِرْتَ

“Istiqomahlah engkau sebagaimana yang telah diperintahkan kepadamu.” (QS. Huud[11] : 112)

🌻 Ibnu Abbas   mengatakan, “Tidaklah turun kepada Rasulullah  di dalam keseluruhan al-Qur’an suatu ayat yang lebih berat dan lebih sulit bagi beliau daripada ayat ini.” (lihat Syarh Nawawi [2/92]).

Saudaraku yang dicintai Alloh   ….

🌻 Memang banyak sekali penghalang keistiqomahan kita. Namun jika kita terus menolong agama Alloh  dan berjuang dijala-Nya maka Alloh   pun akan menolong dan meneguhkan kita dalam keistiqomahan. Yang jelas dalam kondisi apapun kita berusaha untuk tetap istiqomah sampai kematian menjemput kita. Maha suci  Alloh  yang berfirman?

🌻 “Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah sebenar-benar takwa kepada-Nya; dan janganlah sekali-kali kamu mati melainkan dalam keadaan beragama Islam.”(QS. Ali Imron:3).

🌻 Semoga bermanfaat 😊
🌻 InsyaAlloh.. Biidznillah 🌺

🌻 SILAHKAN SHERE 😊 🙏